Cerita Sri Maryani Sarjana Tekhnologi Informasi Binaan BAZNAS Berau
Cerita Sri Maryani Sarjana Tekhnologi Informasi Binaan BAZNAS Berau
29/03/2023 | AdminCerita Sri Maryani Sarjana Tekhnologi Informasi Binaan BAZNAS Berau
Pernah mendengar SKSS (satu keluarga satu sarjana) di BAZNAS Kabupaten Berau ? Mungkin sudah ada yang tahu atau baru mengetahui melalui cerita ini. Syarat mengikuti beasiswa SKSS adalah,diantaranya asnaf miskin, belum ada sarjana di keluarga, usia maksimal 19 tahun, minimal hapal 15 surat dalam Al Quran dan untuk lelaki tidak merokok.
Ini cerita Sri Maryani, perempuan yang menerima SKSS yang merupakan bagian dari program Berau Cerdas BAZNAS Berau. Apa itu program Berau Cerdas ? program Berau Cerdas yaitu program bantuan bagi mustahik yang ingin tetap bersekolah dan meraih pendidikan tinggi.
Sri Maryani penerima beasiswa SKSS baru saja wisuda di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, menyandang gelar sarjana Tekhnologi Informasi.
“Saya dulu masuk SMA Negeri 2 Rinding, mengambil jurusan bahasa, saya mengetahui beasiswa SKSS ini, dari kakak kelas saya di SMA selain dari kakak kelas di SMA. Orang tua saya punya kenalan, dan kebetulan anaknya masuk di beasiswa ini juga. Jadi teman bapak saya menyarankan saya untuk mencoba mengikuti beasiswa tersebut,” papar Sri di kantor Baznas Rabu (29/3/2023).
Hari Rabu itu Sri bersama rekannya Shanty yang juga sarjana dari SKSS BAZNAS, sama sama menjadi relawan di BAZNAS Ramadhan ini.
Dalam perjalanan ingin mendapatkan beasiswa SKSS Baznas ini Sri Maryani sempat mendapat kendala.
“Salah satu persyaratan beasiswa tersebut harus memiliki KTP dan saya, ketika itu masih berumur 15 tahun jadi belum memiliki KTP, karena masalah tidak memiliki KTP banyak persyaratan lainnya yang tidak terpenuhi, “ cerita Sri Maryani.
Sambil menunggu beasiswa SKSS, dia sempat bekerja di pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) menjadi pramuniaga di toko sepatu. “Namun saya dipecat karena sering izin mengikuti tes tes beasiswa dan memenuhi keperluan itu,” ceritanya.
Sri Maryani lahir di Tegal, 07 Juni 2002, merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara. Orang tuanya bekerja sebagai petani di kampung Sukan, kecamatan Sambaliung.
Setelah mengikuti tes beasiswa, “Alhamdulillah Allah memberikan kepada saya rezeki yang Masya Allah, yaitu kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana dengan mendapatkan beasiswa SKSS. Saya dinyatakan lulus dan menjadi salah satu penerima beasiswa SKSS BAZNAS Berau.
Setelah dinyatakan Sri Maryani dan beberapa temannya lulus beasiswa SKSS, selanjutnya diadakan pertemuan orang tua dengan pihak BAZNAS membahas beberapa hal seperti perjanjian hingga kampus yang akan menjadi tempat kami melanjutkan pendidikan.
“Selama masa perkuliahan, saya banyak mengalami suka dan duka dari mulai awal datang saya sedikit kesulitan beradaptasi di Yogja, karena jujur saya tidak pernah pergi jauh dari orang tua dan keluarga, saya orangnya sedikit sensitif mudah terbawa perasaan mudah sekali menangis,” paparnya.
Jauh dari orang tua dan keluarga itu sangat menyedihkan baginya tapi karena tanggung jawab dan mimpi serta harapan orang tua dan keluarga maka, Sri harus menyelesaikan apa yang sudah menjadi pilihan.
“ Selain masalah jauh dari orang tua dan keluarga, saya belum terbiasa rasa makanan disana yang dominan manis, saking belum terbiasanya saya lebih memilih tidak makan atau makan roti,” paparnya.
Seiring berjalannya waktu, “semester 1 dapat laluinya, semester selanjutnya mulai mengalami kendala dan masalah yang lumayan serius. “ Dimana saya yang masuk di jurusan teknologi informasi tapi tidak memiliki alat tempur utama (laptop atau komputer) sebagai seorang anak IT,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut Sri sering menginap di kost teman satu kelas agar tugas kuliah tetap bisa kumpulkan, menginap bukan hanya 1 hari 2 hari bahkan sampai 1 Minggu baru pulang ke kost yang sudah disediakan oleh BAZNAS
“Tangisan keputusasaan sering saya alami, namun saya tidak bisa menyerah begitu saja. Saya tidak ingin mengecewakan orang tua di tambah lagi biaya BAZNAS yang sudah saya pakai harus saya kembalikan jika saya menyerah untuk tidak melanjutkan kuliah,” lanjutnya.
Dengan dua alasan utama itu, apapun yang terjadi dan yang dialami kedepannya susah atau senang, Sri bertekad harus menyelesaikan kuliah.
“Memasuki masa skripsi saya lebih merasa lebih banyak lagi tantangan dan cobaan, dari mulai judul skripsi yang harus berubah tiba tiba, proposal skripsi yang selalu direvisi, sampai bimbingan dengan dosen skripsi yang kadang dosen tersebut slow respon. Karena saya mengalami banyak tekanan saya mudah sakitan, mudah stress hingga saya didiagnosa oleh dokter mengalami gejala vertigo,” cerita Sri.
Semakin sering mengalami tertekan dan stress karena perkuliahan semakin sering kambuh juga penyakit.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki kepada saya berupa kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, saya dan keluarga mengucapkan terima kasih banyak kepada BAZNAS Kabupaten d Berau yang telah memberikan saya beasiswa ini hingga sarjana,” paparnya.
Harapan dan keinginan Sri kedepannya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan saya bisa mengerjakan pekerjaan tersebut dengan baik
“Saya ingin memiliki kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya, bisa membanggakan keluarga serta dapat membantu meringankan perekonomian keluarga.